AJARI AKU CINTA
Oleh: Rika Farikhah
Begitu kulihat wajahnya untuk pertama kali, cinta itu langsung menyentuh kalbuku dengan sntuhan sihir. Kemudian saya duduk disampingnya menikmati keindahan wajahnya. Kulihat ia tertawa ringan dan keluar dari mulutnya yang merekah begitu inda, seakan ia hadir disisku sebagai seorang penyair. Kemudian ia menebar senyum, seakan ia berkata disetiap gerak bibirnya, “lihatlah aku, lihatlah aku”.
Adapun keadaanya saat itu, hampir saja ia berteriak sambil menundukkan pandangannya, “Aku takut. Aku takut…”. Rambutnya yang berkibar-kibar mengisahkan kalbu yang yang bersayat bercampur dengan rasa senang dan gembira. Ada sisa kebahagiaan yang terselip ditengah-tengah kepedihannya. Duhai sihir cinta, kau tinggalkan menikmati wajahnya dari kejauhan, wajah yang menjadikan dunia ini ikut menikmati tawanya. Engkau berikan kesempatan untukku menikmati senyuman manisnya, senyuman yang paling indah di alam ini. Duhai sihir cinta, engkau jadikan aku tergila-gila kepadanya (Wahyu Al-Qolam, Mushtafa Shadiq Ar-Rafi’i)
Apa itu Cinta?
Cinta adalah ungkapan perasaan jiwa, ekspresi hati dan gejolak naluri yang menggelayuti hati seseorang terhadap kekasihnya. Ia hadir dengan penuh semangat, kasih sayang dan kegembiraan. Pada mulanya cinta hanyalah sekedar iseng lalu menjadi serius. Demikian lembutnya arti sebuah cinta sehingga tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Cinta hakiki tak kan dapat dimengerti kecuali dengan pengorbanan (Buku Thauq, Ibnu Hazm Al-Andalusy)
Ar-Rafi’I dalam karyanya Wahyu Al-Qalam menuliskan seputar cerita cinta termasyhur dalam sejarah, antara Abdurrahman bin abi ammar yang dijuluki Al-Qiss (pendeta) dan Salamah, wanita penyanyi, hamba sahaya Suhail Bin Abdurrahman. Ia begitu cantik elok dan menawa, pandai berdsyair, akrab dengan buku-buku bacaan dan seorang sejarawan pada masanya.
Ar-Rafi’I dalam karyanya Wahyu Al-Qalam menuliskan seputar cerita cinta termasyhur dalam sejarah, antara Abdurrahman bin abi ammar yang dijuluki Al-Qiss (pendeta) dan Salamah, wanita penyanyi, hamba sahaya Suhail Bin Abdurrahman. Ia begitu cantik elok dan menawa, pandai berdsyair, akrab dengan buku-buku bacaan dan seorang sejarawan pada masanya.
Kisah salamah ini berakhir dengan ungkapan-ungkapan cinta yang dalam sejarah terkenl dengan istilah “Cinta Perawan”. Dalam hal ini yang paling termasyhur melakukan hal ini adalah Bani ‘Adzrah, salah satu wilayah pedesaan di daerah Arab. Perempuan-perempuan dikawasan tersebut mempunyai kecantikan alamiah. Sebagian besar mereka menekuni syair-syair tentang cinta yang berkobar-kobar. Ungkapan-ungkapan syair kerinduan ditengah-tengah merka mempunyai pola yang unik. Ada getaran-getaran intuisi yang cerdas didalamnya. Tampak jelas berbagai bujuk rayu yang mengancam kesucian psikis maupun fisik.
Perlu diketahui, bahwa diantara adat istiadat nenekmoyang Bani “Adzrah, mereka tidak akan menjadikan menantu seorang lelaki asing yang telah melantunkan syair-syair cinta yang penuh semangat kepada anak gadisnya. Cinta yang siungkapkan melalui sebuah syair, dalam pandangan mereka sudah merupakan tujuan tersendiri, walaupun pelakunya sampai menjadi gila, sakit atau bahkan mati.
Perlu diketahui, bahwa diantara adat istiadat nenekmoyang Bani “Adzrah, mereka tidak akan menjadikan menantu seorang lelaki asing yang telah melantunkan syair-syair cinta yang penuh semangat kepada anak gadisnya. Cinta yang siungkapkan melalui sebuah syair, dalam pandangan mereka sudah merupakan tujuan tersendiri, walaupun pelakunya sampai menjadi gila, sakit atau bahkan mati.
Kendati demikian, diantara ungkapan, tingkah laku, atau riwayat yang dikisahkan tentang mereka, ada pula fenomena iffah (kesucian diri) yang menurut sebagian kecil atau sebagian besar dari mereka, sesungguhnya berasal dari keimanan yang tulus dan dikarenakan menjaga batasan-batasan Allah SWT. Dengan demikian tidak menjadi anaeh jika seandainya masalah cinta dihadapan mereka menjadi bercampur baur. Mereka cenderung mengekspresikan masalah cinta dengan khayalan dan idealisme tertentu yang tidak selaras dengan naluri alamiah seorang manusia.di samping itu jejeak Rasulullah pada akhirnya akan sirna dari dua sejoli yang hendak melakukan pernikahan. Maka tidak ada cara lain yang lebih layak dan lebih sempurna dari pernikahan.
Kembali kepada asmara yang terjadi antara sang pendeta (Al-Qiss) dan Salamah, permasalahan ketidak stabilan Abdurrahman ketika ia mencampur adukkan antara kebaikan dan kejelekan. Sebagaimana diketahui bahwa Abdurrahman menolak hasrat cinta kekasihnya, melalui adegan berciuman dan berpelukan. Namun, disisi lain ia mau berduaan dialog tentang cinta dengan kekasihnya, padahal mereka satu sama lain bukanlah mahram. Namun ada satu hal yang perlu digaris bawahi, bahwa setiap orang yang sedang dimabuk cinta pasti ia tidak menghendaki kekasihnya merupakan salah satu komponen kemaksiatan yang ia lakukan. Demikian pula ia tidak mau menjadi salah satu komponen kemaksiatan yang dilakukan kekasihnya. Camkanlah arti kata cinta yang amat mulis tersebut. Tidak hanya terbatas pada sebuah interaksi fisik antara seorang lelaki dan seorang perempuan.
Wahai orang yangsedang kasmaran, ketahuilah bahwa bahwa kemuliaan cinta itu terjadi seandainya ia dapat dilakukan secara optimal oleh jiwa ragamu! Janganlah menodai kemuliaan cinta yang pada akhirnya akan mengakibatkan kekasihmu manjadi musuh bagimu dihari kiamat nanti. (sebagaiman dalam QS. Az-Zukhruf:67)
Semua kawan karab dan orang-orang yang kita sayangi pada hari kiamat nanti akan menjadi musuh kita, kecuali jika pertemanan dan kasih sayang itu dilakukan karena Allah SWT semata. Cinta yang landasannya seperti itu akan kekal. Itulah cinta yang sesungguhnya, meskipun masih ada tingkatan-tingkatan cinta lain di dalamnya.
Semua kawan karab dan orang-orang yang kita sayangi pada hari kiamat nanti akan menjadi musuh kita, kecuali jika pertemanan dan kasih sayang itu dilakukan karena Allah SWT semata. Cinta yang landasannya seperti itu akan kekal. Itulah cinta yang sesungguhnya, meskipun masih ada tingkatan-tingkatan cinta lain di dalamnya.
Tingkatan Cinta
Tingkatan pertama cinta adalah istihsan (anggapan baik). Cinta itu mulanya dari pandangan mata. Mata seolah-olah menjadi delgasi orang yang sedang dilanda cinta, terlebih lagi saat lidah tidak mampu mengekspresikan cinta. Pada level ini interaksi yang terjadi lebih bersifat kesetiakawanan, belum menjadi interksi cinta.
Tingkatan yang kedua adalah takjub. Pada tingkatan ini seseorang ingin selalu berada di samping dan ercakap-cakap dengan objek cintanya.
Tingkatan selanjutnya adalah rindu. Hati seseorang demikian menggebu-gebu terhadap kekasihnya, sehingga ia kan tersiksa apabila tidak melihat kekasihnya. Semua orang akan ikut merasakan kegelisahan hatinya. Dan kegelisahan itu akan terobati manakala ia melihat kembali kekasihnya.
Tingkatan terakhir adalah kasmaran. Pikiran seseorang pada level ini akan diselimuti dengan cinta. Dikalangan penyair syair yang dilantunkan oleh orang yang berada dilevel ini disebut usyq (syair mabuk cinta)
Tingkatan yang kedua adalah takjub. Pada tingkatan ini seseorang ingin selalu berada di samping dan ercakap-cakap dengan objek cintanya.
Tingkatan selanjutnya adalah rindu. Hati seseorang demikian menggebu-gebu terhadap kekasihnya, sehingga ia kan tersiksa apabila tidak melihat kekasihnya. Semua orang akan ikut merasakan kegelisahan hatinya. Dan kegelisahan itu akan terobati manakala ia melihat kembali kekasihnya.
Tingkatan terakhir adalah kasmaran. Pikiran seseorang pada level ini akan diselimuti dengan cinta. Dikalangan penyair syair yang dilantunkan oleh orang yang berada dilevel ini disebut usyq (syair mabuk cinta)
Seseorang yang sedang kasmaran ada 3 tingkatan: permulaan, pertengahan dan akhir.
Pada tingkatan permulaan setiap orang harus menepisnya semaksimal mungkin apabila upaya menuju tabatan hatinya diperkirakan tidak mungkin secara realita atau tidak diperbolehkan secara syar’i.
Namun, apabila tidak mampu menahan kasmaran dan hanya iangin selalu dekat dengan kekasihnya, maka ia telah masuk kedalam pertengahan.
Sedang dalam tingkatan akhir, dalam hal ini ia harus merahasiakan perbuatannya, tidak perlu disebarluaskan kepada manusia. Jika ia tetap meyebarluaskannya, maka ia berarti telah malakukan kezaliman terang-terangan (Al-Jawab al-kafi, Ibnu Qoyyimal-jauziyyah).
Inikah Cinta?
Seorang gadis bertanya, “Ada beberapa jalinan hubungan ditengah-tengah aktivitas belajar, lalu jalinan ini berlanjut dengan cinta. Apa ini cinta sungguhan atau bukan?”.
Ada pula yang bertanya, “Saya punya rekan kerja yang sebenarnya ia amat tertarik dengan saya, namun ketika saya minta agar ia datang kepad orang tua saya, ia menjawab, “nanti dulu, sampai kita berkencan dan saling mengenal, sehingga cinta kita akan semakin merekah dan kita saling pengertian, sebelum kemudian berlanjut kepada ikatan formalitas.”
Biarkan kita menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut….
Insyaallah akan ada kelanjutannya………
(Reiew buku Ajari Aku Cinta, Dr. Khalid Jamal. Terimaksih kepada seseorang yang telah menghadihkan buku ini padaku, semoga bermanfaat selalu. Amien)
Insyaallah akan ada kelanjutannya………
(Reiew buku Ajari Aku Cinta, Dr. Khalid Jamal. Terimaksih kepada seseorang yang telah menghadihkan buku ini padaku, semoga bermanfaat selalu. Amien)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar